I
Sunti bersandar di tembokyang masih sedikit basah
dan penuh daki.
Di depannya ada seorang laki
penuh dengan daki
dengan akal yang tidak budi
"Hhhe, beraninya dengan vagina
tidak dengan perasaan."
Kata Sunti tanpa sedikit pun
ragu.
"Memangnya kenapa?! Hasratku
tinggi karena aku laki.
Kan kujilati putingputingmu
dan vaginamu dengan bebas."
"Kau tidak bebas!
Silahkan perkosa aku. Ambil tubuhku.
Silahkan perkosa aku. Tindas tubuhku.
Silahkan perkosa aku. Puaskan nafsimu."
Dengan tidak ragu Sunti berteriak
menolak!
Si Laki mulai mendekat dan
tanpa tekad dia menyambar
sekujur tubuh Sunti.
Tepat saat itu Sunti berkata
dengan tatapan yang tegas:
"Kau bisa perkosai aku,
dan tindas tubuhku malam ini,
tapi tidak dengan rasa, dan jiwa
dan AKU!"
Beberapa jam kemudian Sunti tersadar.
Dia sudah di atas rerumputan sendirian.
Terbangun dengan segumpal rasa jijik
pada daki tembok sedikit basah
ditubuhnya, dan perasaan merdeka akan
jiwanya.
Sunti butuh waktu untuk
pulih.
Dia
harus
pulih.
No comments:
Post a Comment