juga tak guna
berteriak
apa daya
gadis-jaka
di pinggir jalan raya
jaka-gadis
di pinggir jalan angan
duduk merenungkan
hidup
hasil ciptaan Tuhan
yang oleh Negara
diwajibkan untuk percaya
para gadis dan jaka merenung
satu persatu
mereka
membuka baju
dan celanannya
sekarang mereka
tanpa apa-apa
lalu saling menatap
lekuk tubuh indah mereka
tanpa ketidakpedulian
tanpa pembenaran
tanpa membenarkan
tanpa agama dan
diri yang lainnya
sekarang mereka
tanpa apa-apa
satu per Satur
dari mereka
mulai tertawa
lalu menangis
lalu marah
lalu tenang
dan merenung
kembali
tentang
lekuk indah
tubuh mereka
tanpa apa-apa
satu per satu
mata mereka
saling menatap
dan bicara
tanpa peduli genus mereka
lalu di antara mereka
nona, mata kita
saling bertemu
dan dipertemukan
oleh yang dinamakan
rasa
mata kita saling menatap
tanpa peduli apa-apa
lalu aku terbuai
oleh senyum dan tawamu
nona
yang membuat aku
jatuh pada tuhanmu
yang menciptakan kamu
kebenaran terasa
pada tatapan kita
tenang…
satu per Satu
jaka dan gadis
saling membuai
dan tanpa apa-apa
mereka tetap
begitu saja
lalu ada seorang
berkata
“kita adalah
ume dan meit
yang jiwanya
ingin merdeka
tanpa apa-apa
No comments:
Post a Comment